Archive for November 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
belakang
Osiloskop
merupakan alat ukur elektronik. Frekuensi dan periode dapat diukur dengan
menggunakan alat ukur osiloskop ini, dan dapat melihat bentuk-bentuk gelombang
seperti bentuk gelombang sinyal audio, sinyal video, dan bentuk gelombang
tegangan listrik arus bolak-balik.
Osiloskop telah lama digunakan untuk
pengukuran luas atau lebar yang bervariasi oleh insinyur, ilmuwan, dan teknisi.
Banyak yang menyatakan bahwa osiloskop sangatlah serbaguna dan fungsi utamanya adalah
bertujuan untuk mengukur peralatan elektronik.
Osiloskop merupakan salah satu alat
ukur elektronika yang sering kita jumpai disamping alat ukur yang lain
seperti halnya sinyal generator penghitung frekuensi, alat pengukur geratan
(vibrasi) dan alat pengukur deru suara dan sebagainya. Alat alat ukur tersebut
diatas merupakan perangkat alat ukur perbengkelan, laboratorium, dan industri
elektronika, penggunaan osiloskop elektromagnetik ini dibatasi sampai frequensi
ini dibatasi sampai 10 KHz, dan untuk gejala frequensi tinggi digunakanlah
tabung sinar katoda yang biasa disebut CRT (cathoda ray tube) tabung ini
berfungsi untuk mendefleksikan sinar cahaya electron.
1.2. Rumusan masalah
1.2.1.
Bagaimana
bentuk dan bagian dari osiloskop?
1.2.2.
Apa
fungsi dari Osiloskop analog?
1.2.3.
Bagaimana
setting default osiloskop?
1.2.4.
Bagaimana
prinsip kerja dari osiloskop analog?
1.2.5.
Bagaimana cara mengukur Frekuensi, Tegangan, AC dan DC?
1.2.6.
Bagaimana cara kalibrasi
osiloskop analog?
1.2.7.
Bagaimana sistem pengukuran
pada osiloskop analog?
1.2.8.
Bagaimana sistem keselamatan
kerja pada osiloskop analog?
1.2.9.
Apa kelebihan dan kelemahan
osiloskop analog?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Bentuk dan bagian umum osiloskop
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang
dapat memetakan sinyal listrik. Pada kebanyakan aplikasi, grafik yang
ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu. Seperti
yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini ditunjukkan bahwa pada sumbu
vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V, pada sumbu horisontal(X) menunjukkan
besaran waktu t.
Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil.Sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.
Osiloskop 'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik. Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi.Sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop.Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran. Wujud/bangun dari osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi dengan beberapa tombol pengatur.kecuali terdapat garis-garis(grid) pada layarnya.
Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil.Sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.
Osiloskop 'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat yang sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda dalam suatu rangkaian elektronik. Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi.Sumbu vertikal(Y) merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t. Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop.Tetapi bagian ini biasanya diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran. Wujud/bangun dari osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi dengan beberapa tombol pengatur.kecuali terdapat garis-garis(grid) pada layarnya.
Osiloskop
sangat penting untuk analisa rangkaian elektronik.Osiloskop penting bagi para
montir alat-alat listrik, para teknisi dan peneliti pada bidang elektronika dan
sains karena dengan osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran listrik
dari gejala-gejala fisis yang dihasilkan oleh sebuah transducer.Para teknisi
otomotif juga memerlukan alat ini untuk mengukur getaran/vibrasi pada sebuah
mesin.Jadi dengan osiloskop kita dapat menampilkan sinyal-sinyal listrik yang
berkaitan dengan waktu.Dan banyak sekali teknologi yang berhubungan dengan
sinyal-sinyal tersebut.
Secara prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop,
yaitu tipe analog dan digital. Osiloskop analog (ART-Analog real time)
menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkas electron dalam
tabung sesuai dengan bentuk gambar yang diukur. Osiloskop tipe waktu nyata
analog (ART) menggambarkan bentuk – bentuk gelombang listrik dengan melalui
pancaran electron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar katoda (CRT) dari
kiri ke anan. Osiloskop digital
mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan menggunakan ADC (Analag to
Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik menjadi
besaran digital. Dalam osiloskop digital gelombang akan ditampilkan terlebih
dahulu dicuplik an didigitalsasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai
tegangna ini bersama-sama dengan skala waktu gelombangnya di memori. Pada
dasarnya osiloskop digital hanya dan menyimpan demikian banyak nilai dan
kemudian berhenti. Beberapa DSO memunhkinkan untuk memilih jumlah cuplikan yang
disimpan dalam memori per akuisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur.
Bagian-bagian fisik luar osiloskop dapat dilihat
melalui gambar berikut:
Lingkaran 1 menyatakan sumber signal (CH1, CH2, LINE, dan EXT).
Lingkaran 2 menyatakan input Channel 1.
Lingkaran 3 menyatakan channel mana yang ditampilkan pada layar (CH1, CH2, DUAL, dan ADD).
Lingkaran 4 menyatakan jenis signal input (AC, GND, dan DC).
Lingkaran 5 menyatakan Volts/Div.
Lingkaran 6 menyatakan Vertical Position (posisi secara vertikal).
Lingkaran 7 menyatakan Horizontal Position (posisi secara horizontal).
Lingkaran 8 menyatakan Time/Div (waktu per kotak pada layar osiloskop).
Lingkaran 1 menyatakan sumber signal (CH1, CH2, LINE, dan EXT).
Lingkaran 2 menyatakan input Channel 1.
Lingkaran 3 menyatakan channel mana yang ditampilkan pada layar (CH1, CH2, DUAL, dan ADD).
Lingkaran 4 menyatakan jenis signal input (AC, GND, dan DC).
Lingkaran 5 menyatakan Volts/Div.
Lingkaran 6 menyatakan Vertical Position (posisi secara vertikal).
Lingkaran 7 menyatakan Horizontal Position (posisi secara horizontal).
Lingkaran 8 menyatakan Time/Div (waktu per kotak pada layar osiloskop).
2.2 Fungsi
Osiloskop
Secara umum
osiloskop berfungsi untuk menganalisa besaran yang berubah-ubah terhadap waktu
yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati.
Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan
tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda
fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop
lainnya, yaitu:
1. Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
2. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
3. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
4. Membedakan arus AC dengan arus DC.
1. Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
2. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
3. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
4. Membedakan arus AC dengan arus DC.
5.
Mengecek
noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
Osiloskop
terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display
menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan
berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat
garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak
dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal
mewakili sumbu tegangan. Panel
kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di
layar.
Pada umumnya osiloskop terdiri
dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan,
sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk
melihat sinyal keluaran.
Ada beberapa jenis
tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor osiloskop,
yaitu:
1. Gelombang sinusoida
2. Gelombang blok
3. Gelombang segitiga.
2.3 Setting default Osiloskop
Tombol Umum:
Powe (On/Off) : Untuk menghidupkan/mematikan Oscilloscope
Ilumination : Untuk menyalakan lampu latar.
Intensity : Untuk mengatur terang/gelapnya garis frekuensi
Focus : Untuk mengatur ketajaman garis frekuensi
Rotation : Untuk mengatur posisi kemiringan rotasi garis frekuensi
CAL : Frekuensi Sample yg dpt diukur utk mengkalibrasi Oscilloscope
Powe (On/Off) : Untuk menghidupkan/mematikan Oscilloscope
Ilumination : Untuk menyalakan lampu latar.
Intensity : Untuk mengatur terang/gelapnya garis frekuensi
Focus : Untuk mengatur ketajaman garis frekuensi
Rotation : Untuk mengatur posisi kemiringan rotasi garis frekuensi
CAL : Frekuensi Sample yg dpt diukur utk mengkalibrasi Oscilloscope
Tombol di Vertikal Block :
Position : Untuk mengatur naik turunnya garis.
V. Mode : Untuk mengatur Channel yg dipakai
Ch1 : Menggunakan Input Channel1
Ch2 : menggunakan Input Channel 2
Alt : (Alternate) menggunakan bergantian Channel1 dan Channel 2
Chop : Menggunakan potongan dari Channel 1 dan Channel2
Add : Menggunakan penjumlahan dari Ch1 dan Ch2
Coupling : Dipilih sesuai input Channel yg digunakan,
Source : Sumber pengukuran bisa dari Channel1 atau Channel2
Slope : Normal digunakan yang +. Gunakan yang – untuk kebalikan gelombang.
AC-GND-DC : Pilih AC untuk gelombang bolak-balik (peak to peak)
Pilih DC untuk gelombang/tegangan searah DC
Pilih GND untuk menonaktifkan gelombang mis:Utk menentukan posisi awal
VOLTS/DIV : Untuk menentukan skala vertikal tegangan dlm satu kotak/DIV Vertikal.
Tombol di Horizontal Block :
Position : Untuk mengatur posisi horizontal dari garis gelombang.
TIME/DIV : Untuk megatur skala frekuensi dalam satu kotak/DIV Horizontal.
X10 MAG : Untuk memperbesar/ Magnificient frekuensi menjadi 10x lipat.
Variable : Untuk mengatur kerapatan gelombang horizontal.
Trigger Level : Untuk mengatur agar frekuensi tepat terbaca.
Position : Untuk mengatur naik turunnya garis.
V. Mode : Untuk mengatur Channel yg dipakai
Ch1 : Menggunakan Input Channel1
Ch2 : menggunakan Input Channel 2
Alt : (Alternate) menggunakan bergantian Channel1 dan Channel 2
Chop : Menggunakan potongan dari Channel 1 dan Channel2
Add : Menggunakan penjumlahan dari Ch1 dan Ch2
Coupling : Dipilih sesuai input Channel yg digunakan,
Source : Sumber pengukuran bisa dari Channel1 atau Channel2
Slope : Normal digunakan yang +. Gunakan yang – untuk kebalikan gelombang.
AC-GND-DC : Pilih AC untuk gelombang bolak-balik (peak to peak)
Pilih DC untuk gelombang/tegangan searah DC
Pilih GND untuk menonaktifkan gelombang mis:Utk menentukan posisi awal
VOLTS/DIV : Untuk menentukan skala vertikal tegangan dlm satu kotak/DIV Vertikal.
Tombol di Horizontal Block :
Position : Untuk mengatur posisi horizontal dari garis gelombang.
TIME/DIV : Untuk megatur skala frekuensi dalam satu kotak/DIV Horizontal.
X10 MAG : Untuk memperbesar/ Magnificient frekuensi menjadi 10x lipat.
Variable : Untuk mengatur kerapatan gelombang horizontal.
Trigger Level : Untuk mengatur agar frekuensi tepat terbaca.
2.4 Prinsip Kerja Osiloskop Analog
Prinsip kerja osiloskop analog dapat dijelaskan melalui skema berikut ini:
Prinsip kerja osiloskop analog dapat dijelaskan melalui skema berikut ini:
Penjelasan untuk skema prinsip
kerja osiloskop analog:
Saat
kita menghubungkan probe ke sebuah rangkaian, sinyal tegangan mengalir
dari probe menuju ke pengaturan vertikal dari sebuah sistem osiloskop (Vertical
System), sebuah Attenuator akan melemahkan sinyal tegangan input
sedangkan Amplifier akan menguatkan sinyal tegangan input. Pengaturan
ini ditentukan oleh kita saat menggerakkan kenop "Volt/Div" pada user
interface Osiloskop.
Tegangan
yang keluar dari sistem vertikal lalu diteruskan menuju pelat defleksi
vertikal pada sebuah CRT (Catode Ray Tube), sinyal tegangan yang
dimasukkan ke pelat ini nantinya akan digunakan oleh CRT untuk menggerakkan
berkas-berkas elektron secara bidang vertikal saja (ke atas atau ke
bawah).
Sampai
point ini dapat disimpulkan bahwa Vertical System pada
osiloskop analog berfungsi untuk mengatur penampakan Amplitudo dari
sinyal yang diamati.
Selanjutnya
sinyal masuk ke dalam pelat defleksi vertikal.Sinyal tegangan yang
teraplikasikan disini menyebabkan berkas-berkas elektron bergerak.Tegangan
positif mengakibatkan berkas elektron bergerak ke atas, sedangkan tegangan
negatif menyebabkan elektron terdorong ke bawah.
Sinyal
yang keluar dari Vertical System tadi juga diarahkan ke Trigger
System untuk memicu sweep generator dalam menciptakan apa
yang disebut dengan "Horizontal Sweep" yaitu pergerakan
elektron secara sweep - menyapu ke kiri dan ke kanan - dalam dimensi
horizontal atau dengan kata lain adalah sebuah ungkapan untuk aksi yang
menyebabkan elektron untuk bergerak sangat cepat menyeberangi layar dalam suatu
interval waktu tertentu. Pergerakan elektron yang sangat cepat (dapat mencapai
500,000 kali per detik) inilah yang menyebabkan elektron tampak seperti garis
pada layar (misalnya seperti daun kipas pada kipas angin yang tampak seperti
lingkaran saja saat berputar).
Pengaturan
berapa kali elektron bergerak menyebrangi layar inilah yang dapat kita anggap
sebagai pengaturan Periode/Frekuensi yang tampak pada layar, bentuk
konkretnya adalah saat kita menggerakkan kenop Time/Div pada Osiloskop.
Pengaturan
bidang vertikal dan horizontal secara bersama-sama akhirnya dapat
merepresentasikan sinyal tegangan yang diamati ke dalam bentuk grafik yang
dapat kita lihat pada layar CRT.
2.5 Cara Mengukur Frekuensi, Tegangan,
Arus Searah dan Arus Bolak-Balik (DC dan AC) dengan Osiloskop Analog
Pengukuran
tegangan dilakukan dengan menghitung
jumlah pembagi yang meliputi muka gelombang pada bagian skala vertikal.Sinyal
dapat diatur dengan mengubah-ubah kontrol vertikal, untuk pengukuran terbaik
pilihlah skala volts/div (volt per kotak) yang paling cocok.
Waktu dapat diukur dengan menggunakan skala horizontal pada osiloskop.Pengukuran waktu meliputi periode, lebar pulsa (pulse width), dan waktu dari pulsa. Pengukuran waktu akan lebih akurat bila mengatur porsi sinyal yang akan diukur untuk mengatasi besarnya area pada layar. Pengukuran waktu yang lebih akurat dapat dilakukan dengan mengatur tombol time/div.
Waktu dapat diukur dengan menggunakan skala horizontal pada osiloskop.Pengukuran waktu meliputi periode, lebar pulsa (pulse width), dan waktu dari pulsa. Pengukuran waktu akan lebih akurat bila mengatur porsi sinyal yang akan diukur untuk mengatasi besarnya area pada layar. Pengukuran waktu yang lebih akurat dapat dilakukan dengan mengatur tombol time/div.
Langkah-Langkah
Mengukur Tegangan Arus Bolak-Balik (AC)
1.
Sinyal
AC diarahkan ke CH input dan stel saklar mode untuk menampilkan bentuk
gelombang yang diarahkan ke CH tersebut.
2.
Distel
saklar VOLT/ DIV untuk menampilkan kira- kira 5 DIV bentuk gelombang.
3.
Distel
saklar SEC/ DIV untuk menampilkan beberapa gelombang.
4.
Atur
penampilan gelombang secara vertikal sehingga puncak gelombang negatif,
gelombang berhimpit dengan salah satu garis gratikul horizontal.
5.
Atur
tampilan gelombang secara horizontal, sehingga puncak berimpit dengan pusat
garis gratikul vertikal.
6.
Hitunglah
tegangan puncak- kepuncak ( Peaks to peaks ) dengan menggunakan
persamaan:
VOLT
( p.p ) = ( difleksi vertikal ) x ( penempatan saklar VOLT/ DIV ).
Langkah-Langkah
Mengukur Tegangan Arus Searah (DC)
1.
Pilih
mode SOURCE pada LINE.
2.
Pilih mode COUPLING pada DC.
3.
Pilih DC pada tombol AC-DC.
4.
Siapkan baterai yang akan diukur.
5.
Dengan
kabel penghubung, hubungkan battery dengan salah satu channel.
6.
Hal
yang perlu diperhatikan sebelum mengukur adalah, letakkan nilai 0 di layar sebaik
mungkin.
7.
Variasikan
VOLTS/DIV pada beberapa angka (misalnya 1, 1.5, dan 2).
8.
Catat
semua hasil pengukuran yang didapatkan.
Langkah-Langkah
Mengukur Periode dan Frekuensi
1.
Distel
saklar SEC/DIV untuk menampilkan siklus gelombang kompleks.
2.
Diukur
jarak horizontal antara titik-titik pengukuran waktu (satu panjang gelombang ).
3.
Ditentukan
period e gelombang dengan mengalikan jumlah pembagi dengan faktor pengali.
4.
Ditentukan
frekuensi gelombang (1/ periode).
2.6 Tahapan
Penyetaraan (Kalibrasi) Osiloskop Analog
1. Sesuaikan tegangan masukan sumber daya AC 220 yang ada
di belakang osiloskop sebelum kabel daya AC dimasukkan stop kontak PLN.
2. Nyalakan
osiloskop dengan menekan tombol power.
3. Set saluran
pada tombol CH1.
4. Set mode
pada Auto.
5. Atur intensitas, jangan terlalu terang pada tombol INTEN.
6. Atur posisi
berkas cahaya horizontal dan vertikal dengan mengatur tombol yang bernama
horizontal dan vertikal.
7. Set level
mode pada tengah-tengah (-) dan (+).
8. Set tombol
tegangan (volt/div) bertanda V pada 2 V, sesuaikan
dengan memperkirakan terhadap tegangan masukan.
9. Pasang probepada
salah satu saluran, (misal CH1) dengan tombol pengalih AC/DC
pada kedudukan AC.
10. Atur saklar/switch pada pegangan probedengan posisi pengali 1x.
11. Tempelkan ujung probe pada titik kalibrasi.
12. Atur Time/Div pada posisi 1ms agar
tampak kotak-kotak garis yang cukup jelas.
13. Setelah tahapan 11, osiloskop siap digunakan untuk
mengukur tegangan.
2.7 Sistem Pengukuran
Umum
Osiloskop analog menggunakan metode dasar pengukuran berupa perbandingan tidak
langsung. Sistem pengukuran umumnya adalah sebagai berikut:
·
Tingkat
I : Detektor/transduser berupa probe
·
Tingkat
II : vertical system, trigger system, horizontal system,
dan pelat defleksi.
·
Tingkat
III : Layar CRT.
2.8
Kesalahan-kesalahan pada osiloskop
1.
Dapat
tarjadi kebakaran pada lapisan fosfor layar jika membiarkan ada titik terang
pada layar walaupun sesaat
2.
Lupa
memastikan alat yang diukur dan oscilloscope ditanahkan (digroundkan).
Disamping untuk keamanan hal ini juga untuk mengurangi noise dari
frekuensiradio atau jala-jala.
3.
Lupa
memastikan probe dalam keadaan baik
4.
Dapat
merusak oscilloscope jika pada saat menyalakan, power saklar masih dalam
keadaan on
5.
Dapat
terjadi sengatan listrik jika pada saat memperbaiki atau membersihkan
Oscilloscope masih terhubung dengan jaringan listrik 220V
2.9 Keselamatan Kerja Osiloskop
1.
Sebelum
di pasangkan ke sumber arus oscilloscope lalukan pengaturan baseline trace
2.
Groundkan
oscilloscope ke tanah agar tidak terjadi kecelakaan tersengat listrik yang
tidak diinginkan pada saat melakukan kerja
3.
Tempatkan
oscilloscope di tempat yang datar agar tidak jatuh
4.
Matikan
arus listrik pada saat membersihkan oscilloscope agar tidak tersengat arus listrik
2.10 Jenis-Jenis Osiloskop Analog
Osiloskop analog
terdiri dari dua jenis utama, yaitu osiloskop analog standard dan osiloskop dual
trace.Osiloskop standard hanya mampu memperagakan sebuah sinyal untuk
diamati. Sedangkan osiloskop dual trace dapat memperagakan dua buah
sinyal sekaligus pada saat yang sama. Osiloskop jenis ini biasanya digunakan
untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda dalam suatu rangkaian
elektronik.
2.11 Kelebihan dan Kekurangan
Osiloskop Analog
Kelebihan osiloskop analog antara lain:
Osiloskop analog pada prinsipnya
memiliki keunggulan seperti; harganya relatif lebih murah daripada osiloskop
digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah dilakukan karena
tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di
layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan
untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks,misalnya sinyal video di TV dan
sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat
menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya kedipan
(flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah(sekitar 10-20
Hz).
Selain kelebihan, osiloskop analog juga
memiliki kekurangan, yaitu:
Keseluruhan bidang skala
dapat ditutup semua menjadi daerah yang dapat dilihat oleh mata, misalnya
dengan DSO dari Hewlett-Packard HP 54600 (Pada osiloskop digital).
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Osiloskop analog pada prinsipnya
memiliki keunggulan seperti; harganya relatif lebih murah daripada osiloskop
digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah dilakukan karena
tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di
layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan
untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks,misalnya sinyal video di TV dan
sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat
menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya kedipan
(flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah(sekitar 10-20
Hz).
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Wahyudi, Agus M,pd.Dra. Susanna,M.p.alat ukur dan pengukuran.
Jeweet, dkk.
2000. Fisika sains. Jakarta:
Erlangga.
Wahyuni, Agus. 2012. Alat Ukur dan Pengukuran. Banda Aceh.
Tooley, Michael. 2002 . Prinsip dan Aplikasi Rangkaian Elektronika edisi kedua.Jakarta ; Penerbit Erlangga.
http://elektronika-elektronika.blogspot.com/2007/02/cara-kerja-osciloscope-analog.html
(Diakses 9 Juni 2012)
http://lpwi.blogspot.com/2011/03/cara-menggunakan-oscilloscope.html
(Diakses 9 Juni 2012)
http://vebiyantims.wordpress.com/,
(Diakses 10 Juni 2012)
http://www.quantum-mobile.com/artikel/penggunaan-alat-ukur/65-kegunaan-osciloscope-.html
(Diakses 10 Juni 2012)